Love and Smile Society
Love and Smile Society
Dari tanggal 6 September lalu, saya mengikuti Pradik (Pra Pendidikan) di RS Sanglah. Ini adalah sebuah prasyarat sebelum para residen yang sudah diterima untuk menjalani pendidikan spesialisasi memulai aktivitasnya di RS tersebut. Saya rasa hal seperti ini sungguh bermanfaat, banyak hal yang bisa didapatkan seperti pengenalan, tata tertib, mekanisme pelayanan rumah sakit, tehnik komunikasi pasien-dokter, masalah rekam medis, aspek hukum dalam dunia kedokteran, etika kedokteran, Inform Concern, kegiatan outbound ke Bedugul dan masih banyak lagi. Dan besok akan diselenggarakan penutupan untuk kegiatan ini. Banyak hal baru yang membuka pikiran saya, salah satunya akan saya angkat pada tulisan kali ini: “Love and Smile Society“.
Materi ini dibawakan oleh dr. Nyoman Hariyasa Sanjaya, Sp.OG. Beliau adalah salah seorang staf pengajar di bagian Kandungan dan Kebidanan RS Sanglah, sekaligus seorang motivator. Beliau memulainya dengan menggali pikiran-pikiran kami tentang apa yang kami rasakan ketika memasuki sebuah tempat ibadah, maka jawaban-jawaban seperti “Rasa tenang, damai dan tentram” adalah hal umum yang akan kita berikan. Kemudian beliau melanjutkan apa yang dirasakan ketika memasuksi Rumah Sakit, maka jawaban-jawaban yang muncul adalah “Rasa takut, tegang, cemas” dan sebangsanya. Pertanyaan berikutnya adalah “Apa saja hal-hal buruk tentang RS Sanglah?“. Dengan mudah jawaban-jawaban yang muncul adalah pelayanan yang tidak ramah, birokrasi yang membingungkan, tempat parkir yang semrawut, suasana lingkungan yang kotor, dsb…
Ternyata, berada di rumah sakit masih dianggap seperti berada di “neraka” bagi kebanyakan orang. Lalu, apakah kita hanya berdiam diri saja? Seperti kata seorang pakar kenegaraan, bila Bangsa Indonesia kita biarkan berjalan dengan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme yang merajalela, maka dalam 50 tahun ke depan Bangsa Indonesia hanya tinggal sejarah. Maka harus ada yang berani memulai untuk “bersih-bersih” seperti sepak terjang KPK selama ini. Begitu juga dengan RS Sanglah, bila semua hal negatif tersebut kita biarkan begitu saja, bukan hal yang mustahil dalam 50 tahun ke depan RS Sanglah tinggal kenangan… Karena hal itulah dr. Hariyasa mengajak kami semua untuk ikut bergabung dalam”Love and Smile Society” sebuah gerakan moral untuk membuat RS Sanglah yang seperti “neraka” menjadi seperti “surga”.
Being a “Good Person” is like being a “Goal Keeper” - no matter how many goals we save, people remember only the ones we missed.
Menjadi “Orang Baik” seperti menjadi “Penjaga Gawang” - tak peduli seberapa banyak gol yang kita selamatkan, orang-orang hanya mengingat yang luput dari kita. Begitu juga dengan profesi dokter (dan mungkin begitu juga dengan profesi yang lain), orang mungkin tak akan mengingat seberapa banyak jasa yang sudah dilakukan, namun begitu kita melakukan sebuah kesalahan, orang akan mengingat selamanya.
Love and Smile Society adalah sebuah gerakan moral yang dimulai dari diri sendiri, dari masing-masing individu, untuk selau ingat bahwa dalam bekerja melayani masyarakat haruslah dengan “cinta kasih” dan tidak melupakan “senyuman”. Kita dapat memulainya dari hal-hal sederhana seperti misalnya menunjukkan jalan menuju ke sebuah ruang perawatan di Rumah Sakit bagi pengunjung pasien. Iya, bagi para medis mungkin saja RS Sanglah sudah seperti rumah sendiri, namun bagi pasien dan pengunjungnya, bisa jadi lorong-lorong rumah sakit seperti sebuah labirin tak berujung (meski sudah ada papan penunjuk jalan di setiap persimpangan).
Setelah di awal acara kita sudah mengetahui “hal-hal buruk tentang RS Sanglah”, di akhir acara, dr. Hariyasa meminta saya untuk menyebutkan “10 Hal baik tentang RS Sanglah“. Ternyata tidak mudah, sungguh, namun setidaknya setelah acara tersebut kita belajar untuk melihat hal positif dari sesuatu yang mungkin bagi kebanyakan orang adalah buruk. Ok, berikut 10 Hal baik tentang RS Sanglah:
RS Sanglah adalah rumah sakit pertama di Bali yang sudah melayani masyarakat sejak puluhan tahun lalu.
RS Sanglah menjadi rumah sakit rujukan bagi rumah sakit daerah di Bali bahkan sampai ke Nusa Tenggara.
RS Sanglah menjadi rumah sakit pendidikan bagi para dokter, dokter spesialis, dan tenaga perawat.
RS Sanglah memberikan pelayanan gratis bagi masyarakat miskin melalu kerja samanya dengan Askeskin atau Jamkesmas.
RS Sanglah juga memberikan pelayanan gratis bagi pegawai negeri melalui program Askes.
RS Sanglah telah memberikan tarif yang murah (meski mahal dan murah itu adalah relatif), bahkan memberikan tenggang waktu kepada pasien dalam membayar biaya perawatan.
RS Sanglah memiliki Wing International, yang memberikan pelayanan berstandar internasional.
RS Sanglah berperan dalam menangani korban ledakan Bom di Bali tahun 2002 dan 2005.
RS Sanglah merupakan rumah sakit siaga bencana yang ikut mengirimkan tenaga medis untuk menangani korban bencana seperti pada bencana Tsunami Aceh dan bencana gempa bumi di Yogjakarta.
Satu lagi, RS Sanglah memiliki “Love and Smile Society” yang mau belajar dan berusaha untuk dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat.
Mudah-mudahan, niat baik ini dapat sampai kepada masyarakat agar mereka mengetahui bahwa seberapa miringnya pandangan masyarakat terhadap profesi kedokteran dan kesehatan, kami tidak hanya berdiam diri saja dan selalu berusaha untuk menjadi lebih baik lagi…
Be Healthy, Be Happy… and Be Positive!
Tags: Dokter, rumah sakit, Sanglah
Dikutip dari www.andaka.com
Dari tanggal 6 September lalu, saya mengikuti Pradik (Pra Pendidikan) di RS Sanglah. Ini adalah sebuah prasyarat sebelum para residen yang sudah diterima untuk menjalani pendidikan spesialisasi memulai aktivitasnya di RS tersebut. Saya rasa hal seperti ini sungguh bermanfaat, banyak hal yang bisa didapatkan seperti pengenalan, tata tertib, mekanisme pelayanan rumah sakit, tehnik komunikasi pasien-dokter, masalah rekam medis, aspek hukum dalam dunia kedokteran, etika kedokteran, Inform Concern, kegiatan outbound ke Bedugul dan masih banyak lagi. Dan besok akan diselenggarakan penutupan untuk kegiatan ini. Banyak hal baru yang membuka pikiran saya, salah satunya akan saya angkat pada tulisan kali ini: “Love and Smile Society“.
Materi ini dibawakan oleh dr. Nyoman Hariyasa Sanjaya, Sp.OG. Beliau adalah salah seorang staf pengajar di bagian Kandungan dan Kebidanan RS Sanglah, sekaligus seorang motivator. Beliau memulainya dengan menggali pikiran-pikiran kami tentang apa yang kami rasakan ketika memasuki sebuah tempat ibadah, maka jawaban-jawaban seperti “Rasa tenang, damai dan tentram” adalah hal umum yang akan kita berikan. Kemudian beliau melanjutkan apa yang dirasakan ketika memasuksi Rumah Sakit, maka jawaban-jawaban yang muncul adalah “Rasa takut, tegang, cemas” dan sebangsanya. Pertanyaan berikutnya adalah “Apa saja hal-hal buruk tentang RS Sanglah?“. Dengan mudah jawaban-jawaban yang muncul adalah pelayanan yang tidak ramah, birokrasi yang membingungkan, tempat parkir yang semrawut, suasana lingkungan yang kotor, dsb…
Ternyata, berada di rumah sakit masih dianggap seperti berada di “neraka” bagi kebanyakan orang. Lalu, apakah kita hanya berdiam diri saja? Seperti kata seorang pakar kenegaraan, bila Bangsa Indonesia kita biarkan berjalan dengan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme yang merajalela, maka dalam 50 tahun ke depan Bangsa Indonesia hanya tinggal sejarah. Maka harus ada yang berani memulai untuk “bersih-bersih” seperti sepak terjang KPK selama ini. Begitu juga dengan RS Sanglah, bila semua hal negatif tersebut kita biarkan begitu saja, bukan hal yang mustahil dalam 50 tahun ke depan RS Sanglah tinggal kenangan… Karena hal itulah dr. Hariyasa mengajak kami semua untuk ikut bergabung dalam”Love and Smile Society” sebuah gerakan moral untuk membuat RS Sanglah yang seperti “neraka” menjadi seperti “surga”.
Being a “Good Person” is like being a “Goal Keeper” - no matter how many goals we save, people remember only the ones we missed.
Menjadi “Orang Baik” seperti menjadi “Penjaga Gawang” - tak peduli seberapa banyak gol yang kita selamatkan, orang-orang hanya mengingat yang luput dari kita. Begitu juga dengan profesi dokter (dan mungkin begitu juga dengan profesi yang lain), orang mungkin tak akan mengingat seberapa banyak jasa yang sudah dilakukan, namun begitu kita melakukan sebuah kesalahan, orang akan mengingat selamanya.
Love and Smile Society adalah sebuah gerakan moral yang dimulai dari diri sendiri, dari masing-masing individu, untuk selau ingat bahwa dalam bekerja melayani masyarakat haruslah dengan “cinta kasih” dan tidak melupakan “senyuman”. Kita dapat memulainya dari hal-hal sederhana seperti misalnya menunjukkan jalan menuju ke sebuah ruang perawatan di Rumah Sakit bagi pengunjung pasien. Iya, bagi para medis mungkin saja RS Sanglah sudah seperti rumah sendiri, namun bagi pasien dan pengunjungnya, bisa jadi lorong-lorong rumah sakit seperti sebuah labirin tak berujung (meski sudah ada papan penunjuk jalan di setiap persimpangan).
Setelah di awal acara kita sudah mengetahui “hal-hal buruk tentang RS Sanglah”, di akhir acara, dr. Hariyasa meminta saya untuk menyebutkan “10 Hal baik tentang RS Sanglah“. Ternyata tidak mudah, sungguh, namun setidaknya setelah acara tersebut kita belajar untuk melihat hal positif dari sesuatu yang mungkin bagi kebanyakan orang adalah buruk. Ok, berikut 10 Hal baik tentang RS Sanglah:
RS Sanglah adalah rumah sakit pertama di Bali yang sudah melayani masyarakat sejak puluhan tahun lalu.
RS Sanglah menjadi rumah sakit rujukan bagi rumah sakit daerah di Bali bahkan sampai ke Nusa Tenggara.
RS Sanglah menjadi rumah sakit pendidikan bagi para dokter, dokter spesialis, dan tenaga perawat.
RS Sanglah memberikan pelayanan gratis bagi masyarakat miskin melalu kerja samanya dengan Askeskin atau Jamkesmas.
RS Sanglah juga memberikan pelayanan gratis bagi pegawai negeri melalui program Askes.
RS Sanglah telah memberikan tarif yang murah (meski mahal dan murah itu adalah relatif), bahkan memberikan tenggang waktu kepada pasien dalam membayar biaya perawatan.
RS Sanglah memiliki Wing International, yang memberikan pelayanan berstandar internasional.
RS Sanglah berperan dalam menangani korban ledakan Bom di Bali tahun 2002 dan 2005.
RS Sanglah merupakan rumah sakit siaga bencana yang ikut mengirimkan tenaga medis untuk menangani korban bencana seperti pada bencana Tsunami Aceh dan bencana gempa bumi di Yogjakarta.
Satu lagi, RS Sanglah memiliki “Love and Smile Society” yang mau belajar dan berusaha untuk dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat.
Mudah-mudahan, niat baik ini dapat sampai kepada masyarakat agar mereka mengetahui bahwa seberapa miringnya pandangan masyarakat terhadap profesi kedokteran dan kesehatan, kami tidak hanya berdiam diri saja dan selalu berusaha untuk menjadi lebih baik lagi…
Be Healthy, Be Happy… and Be Positive!
Tags: Dokter, rumah sakit, Sanglah
Dikutip dari www.andaka.com
Komentar